Friday, May 17, 2013

Dewasa Itu Menyenangkan

Hari ini aku berangkat lebih pagi. Ya. lebih pagi 8 menit dari biasanya yang datang tepat pukul 7.20 WIB.
Seperti biasa, dateng langsung "ngeprik" trus ngambil salah satu tempat duduk ternyaman di kantin, yang sepi pokoknya.. hehe.. aku memesan mie rebus, salah satu makanan yang akan ku protes jika pagi-pagi teman-temanku sudah memakannya. Tapi kali ini aku sendiri yang melanggarnya, entah angin apa.. Yang jelas postingan kali ini aku bukan mau membahas pesananku itu yang tak lama lagi datang.

Jam di hapeku sudah menunjukkan pukul 7.56, sudah beberapa menit yang lalu mangkuk mie yang isinya tak habis dimakan olehku di bereskan oleh mas-mas penjualnya. Dan kini aku sedang menyeruput segelas capuccino dingin, minumanku biasanya tiap pagi. Aku sedang terbengong menatap lalu lalang pegawai kantoran di depanku, sampai seseorang menepuk bahuku, saat kutoleh ternyata dia adalah Arum. Cewek paling smart dan tangguh di kelas. Smart?? karena IP-nya tak pernah dibawah 3.5, tangguh?? tak diragukan lagi, karena pengalamannya turun naik gunung dan keberhasilannya melakukan beberapa hal dalam satu waktu sekaligus seperti menjadi manajer pemasaran sekaligus sekretaris talkshow besar berhasil ia bereskan.

Dia duduk persis di sebelahku. Sejenak aku terpaku dengan situasi ini, karena memang tak biasanya dia nongkrong dikantin pagi-pagi begini. Demi sopan santun dan rasa kagumku secara diam-diam kepadanya  kami memulai pembicaraan basa-basi.. Tak lama kemudian Denai datang, temanku yang satu ini selalu bersahaja. Dia tipikal orang yang "slow" dan suka bantu orang lain banget. Walaupun suka jadi bahan olokan teman-teman sekelas karena skandal percintaannya dengan *** dan warna kulitnya yang eksotis (silahkan diartikan sendiri) dia selalu ringan tangan membantu teman-temannya, termasuk aku.

Awalnya hanya bicara soal kuliah, keluarga.. dan akhirnya sampai pada ritual curcol, siapa yang memulai? tentu saja si dominan sanguinis yang tak lain dan tak bukan adalah aku. hehe..

"Menjadi dewasa itu proses yang nggak bisa dipaksain ya, itu semua akan terjadi dengan sendirinya" aku berceletuk sambil mengaduk capucino.
"Iya bener.. Walaupu dulu masih SMA dipaksain juga kaya bocah juga tingkahnya. Hehe,," Arum menambahi omonganku barusan.
Si plegmatis Denai cuma cengar cengir mendengar kami ngobrol. Dan sejenak kemudian sudah merembet kemana-mana, mulai dari pilihan bekerja, tujuab hidup, jodoh, sampai dengan bersyukur kuliah di politeknik. Hehe dan intinya menurut kesimpulanku adalah..

Dewasa itu menyenangkan. Semenyenangkan saat kita berpusing ria mengambil suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan, berbohong demi alasan tertentu, memilih diam untuk menjaga situasi, sampai menjaga sikap demi hal yang sepele. Dulu ketika beranjak remaja aku pernah berpendapat, lebih enak jadi anak kecil, dimana semuanya masih polos, ga ada kebohongan, kemunafikan, patah hati, jatuh cinta. Yang ada hanyalah kebahagiaan yang murni. Tapi seiring berjalannya waktu bagai desingan peluru, ketika langit mengubah kita menjadi seorang yang bernama "Dewasa" terlepas dari semua masalah.. Dewasa itu menyenangkan.. :)



1 comment:

  1. wahh.. ternyata selama ini kepengen mie yang aku ama intan beli..ckckc

    btw,, fotonya gokil :p

    ReplyDelete