Monday, June 3, 2013

Harga Sebuah Tangisan

Dan hari ini aku menjadi saksi penting sebuah tangisan. Penting karena akulah yang dipercaya untuk memahami situasinya, penting karena itu sebagai pelajaranku untuk tumbuh semakin dewasa.

Hari ini aku belajar menahan air mata. Tentang bagaimana mengontrol emosi dan tetap tenang di depan semua orang. Bagaimana meluapkan emosi dengan, sakit hati dan kecewa dengan tersenyum, meskipun itu hanya seulas senyum tipis. Menahan lelehan itu jatuh di pipi ini, walau mata terasa sudah panas.

Hari ini aku belajar betapa cinta telah membuat seorang pria yang menurut kebanyakan orang adalah manusia paling kejam dan aneh, menjadi benar-benar seperti manusia biasa.
Bulir-bulir air mata itu jatuh.. seiring dengan jatuhnya pengharapan asanya.
Ia telah mengusahakan yang terbaik yang ia bisa. Peduli meski tak dipedulikan, mengerti walau tak dimengerti, menerima walau tak diterima. Ya. Itulah kenyataan pahit yang harus ia terima setelah semua usahanya.. Dan aku.. Boleh jadi satu-satunya orang yang diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menyaksikan kejadian menakjubkan itu. Aku akan diam Tuhan.. Aku akan diam selamanya.. Aku tlah berjanji Tuhan..

Maka apatah harga dari bulir2 air mata itu? rasa iba, kecewa, bahagia, haru, sedih, amarah.. semua tertumpah menjadi kristal-kristal itu,,

Apatah harga sebuah tangisan..
Apakah itu hanyalah luapan yang berlebihan..
Apakah itu luapan yang memang pantas dan manusiawi untuk makhlukmu yang dhaif ini Tuhan..
Terimakasih telah memberikan kehidupan dengan sejuta pelajaran ini.

No comments:

Post a Comment